Selasa, 15 Februari 2011

Pengantar Psikologi Lingkungan

MINGGU KE-1

A. Latar Belakang Sejarah Psikologi Lingkungan
Sejak zaman purbakala jiwa telah menjadi objek pertanyaan dan penyelidikan manusia. Di Yunani Kuno, pada ratusan tahun sebelun masehi. Para ahli piker mencoba menyikap tabir rahasia jiwa yang gaib dengan tinjauan berdasarkan falsafah masing-masing.
Pada zaman itu psikologibelum menjadi ilmu yang berdiri sendiri, tetapi termasuk suatu cabang dari induk ilmu, yakni filsafat. Penyelidikan dan percobaan belum dilakukan dengan sempurna, metode yang dipakai ialah metode deduktif dan psikologinya yang disebut dengan psikologi.
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu filsafat (fisikologi). Sehingga psikologi dianggapsebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Psikologi berdiri sendiri pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan laboraturium psikologi pertama di kota Leipizing.

Adapun tokoh-tokoh dari aliran psikologi ini sangat banyak, tetapi psikologi mengalami empat periode dengan tokoh-tokohnya yaitu :
1. Yunani Kuno
Yang terbagi menjadi dua :
a. Monoisme
Tokohnya adalah Thales, Anaximenes, Empedoples, Hipoesates dan Demokritus
b. Dualisme
Tokohnya adalah Socrates, Plato dan Aristoteles.
2. Psikologi Dalam Pandangan Tokoh Gereja
Tokohnya adalah St, Agustine dan Thomas Aquinos

3. Zaman Renaisains
Tokohnya adalah Francis Baccon dan Thomas Hobbes

4. Masa Titik Terang
Tokohnya adalah Rendescrates dan Jhou Lock
Setelah psikologi berdiri sendiri, gejala-gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, terlepas dari ilmu filsafat dan faat. Gejala kejiwaan dipelajari secara sistematis dan objektif. Selain metode eksperimen juga digunakan metode instropiksi oleh W. Wundt ia dikenal sebagai sosiolog dan filosof dan orang pertama mengaku dirinya seorang psikolog. Ia dianggap sebagai Bapak psikolog sejak itulah psikolog berkembang pesat dengan bertambahnya sarjana psikolog, penyusunan teori-teori psikolog dan keragaman pemikiran baru sehinggga psikologi mulai bercabang menjadi beberapa aliran yangterbagi dalam lima bagian yaitu sebagai berikut :
1. Stukturalisme
2. Fungsionalisme
3. Psikoanalisa
4. Behaviorisme
5. Humanisme


ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIOURISME BESERTA KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA

A. Aliran Behaviourisme
Behaviourisme merupakan aliran yang menitik beratkan pada tingkah laku, yang melihat berdasarkan pengaruh lingkungan. Aliran ini menolak aliran dari psikoanalisa yang menyelidiki kesadaran dan peristiwa psikis yang bersifat abstrak dan sukar untuk dipercayai, oleh karena itu para ahli faham ini memegang teguh prinsip-prinsif.
1. Objek psikologi adalah tingkah laku, yaitu gerak lahir yang nyata atau reaksi-reaksi manusia terhadap rangsangan berupa lingkungan dan lain-lain.
2. Unsur dari tingkah laku adalah refleks (spontan), yaitu reaksi tak sadar atas rangsangan dari luar tubuh, sehingga psikologi ini terkenal dengan nama behaviourisme.
Para ahli psikologi dari aliran ini melakukan observasi (pengamatan) tentang tingkah laku manusia yang berbuat sesuai kemaunannya atau dikarenakan dari faktor lain.
Pada dasarnya tingkah laku seorang dapat diketahui dengan mengamati kepribadiannya. Sedangkan kepribadian itu terbentuk karena adanya kebiasaan-kebiasaan hidup seseoang yangberada disekitar lingkungannya. Jadi, tingkah laku (berhaviour) sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Manusia sebagai obje penelitian harus bias menguasaai diri atau beradaptasi dengan tempat tingalnya. Yang kadang-kadang bias mengubah kebiasaan-kebiasaan hidup. Contonya seorang anak yang dulunya sangat baik kepada oang kedua orang tuanya, tiba-tiba berubah menjadi seorang pemberontak dan berani melawan kedua orang tuanya., dikarenakan lingkungan tempat ia bergaul yang begitu buruk dari tempat lingkungan yang sebelumnya.
Dari contoh diatas, perilaku manusiauntuk beradaptasi ada dua cara yaitu :
a. Selektif dalam memilih dan berinteraksi dengan lingkungan
b. Berusaha mengadaptasikan lingkungan agar sesuai dengan tingkah laku kita.

Aliran Behaviourisme didirikan oleh John Broodes Wasto (1878-195) yang berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objekif dalam artian harus dipelajari sebagaimana kita mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Aliran ini tidak dapat diteliti melalui metode instropeksi diri karena dianggap tidak objektif dantidak ilmiah. Kebanyakan orang sangat jarang sekali menyadari tentangt ingkah lakunya sendiri,mengapa ia harus berbuat seperti itu, seperti ini dan lain sebagainya. Sehingga aliran sangat sesuaiuntuk menolak sesuatu tingkah laku yang tidak panpak dari luar.
Adapun tokoh-tokoh lain dari aliran Behaviourisme ini sebagai berikut :
Ivan Pavlov
Pavlov mengadakan eksperemen mengenai refleks bersyarat atau pengkondisian hasil yang dilakukan terhadap anjing yang mengeluarkan air liurnya.
Burrus Frederick Skinner
Melakukan eksperimen operan berkondisi yang dilakukan pada seekor tikus.
WilliamMe Dougal
Insting adalah kecenderungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu sebagaimana hasil pembawaan sejak lahir yang tidak dipelajari sebelumnya.

B. Kelebihan dan Kelemahan Aliran Behaviourisme
1. Kelebihan Aliran Behaviourisme
a. Dapat mengetahui pribadi seseorang dengan melihat tingkah laku yang dipengaruhi oleh lingkungan. Karena tercptanya kebiasaan hidup.
b. Mempelajari aliran Behaviourisme sama mempelajari ilmu eksak (pasti)
c. Semakin tingkah laku seseorang diamati maka semakin nampak tingkah laku yang diamati tersebut.
2. Kekurangan Aliran Behaviourisme
Aliran Behaviourisme ini adalah tingkah laku yang menjadi pengamatan yang tampak dari luar, tetapi aliran ini tidak bisa mengungkap tingkah laku yang tidak tampak dari luar seperti diam (seorang yang tingkahnya tidak dapat ditebak). Lemahnya daa fikir seseorang untuk beradaptasi yang baik denganlingkungannya, sehingga serng menimbulkan kerugian .

Sumber: http://hendralandaga.blogspot.com/2010/04/sejarah-psikologi.html


B. Definisi Psikologi Lingkungan
Definisi psikologi lingkungsn memiliki beragam batasan. Heimstra dan Mc Farling (dalam Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik. Sementara itu, Proshansky, Ittleson, dan Rivlin (dalam Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa definisi yang kuat tentang psikologi lingkungan tidak ada. Mereka mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog lingkungan. Ahli lain seperti Canter dan Craik (dalam Prawitasari,1989) mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah area psikologi yang melakukan konjungsi dan analisis tentang transaksi daj hubungan antara pengalaman dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosiofisik.
Emery dan Tryst (dalam Soesilo,1989) melihat bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdepency atau terjadi ketergantungan satu sama lain.
Veitch dan Arkkelin (1995) mencoba menjabarkan lebih jauh unsure-unsur dari pengertian psikologi lingkungan.undur-unsur tersebut antara lain adalah perilaku manusia, perspektif disiplin ilmu, dan masalah teori/praktek.
1. Pada kenyataannya para ahli psikologi lingkungan ternyata tidak hanya dibatasi pada istilah perilaku manusia dalam pengertian yang kaku. “Perilaku manusia” disini lebih jauh berkaitan dengan proses-proses fisiologi, psikologis dan perilaku itu sendiri.
• Proses-proses fisiologi meliputi: kematian, detak jantung, respon kulit Galvanis, dsb
• Proses-proses psikologis meliputi: stress, perubahan sikap, kepuasan, dsb
• Proses-prosesn perilaku meliputi: agresi, kinerja, altruisme, dsb
2. Para ahli psikologi lingkungan dalam melakukan penelitiannya ternyata juga menggunakan perpektif interdispliner, dalam pengertian ilmunya maupun interaksi dengan para ahlinya.
• Beberapa disiplin yang terkait adalah meteorology dan geofisika, fisika, kimia, arsitektur dan biologi.
• Para ahli yang terlibat antara lain adalah ahli geologi, ahli fisika, ahli kimia, arsitek, ahli ekologi.
3. Para peneliti psikologi lingkungan dalam penelitiannya pada umumnya secara simultan memadukan masalah-masalah praktis sehari-sehari dengan formulasi dari teori-teori.
Dari penjabaran diatas, maka Veitch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan,yang memfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan social.

MINGGU KE-2

C.Lingkup Psikologi Lingkungan
Proshansky (1974) melihat bahwa psikologi lingkungan member perhatian pada manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan fisik. Lingkungan fisik tidak hanya berarti rangsang-rangsang fisik (seperti cahaya, sound, suhu, bentuk, warna, dan kepadatan) terhadap objek-objek fisik tertentu, tetapi lebih dari pada itu merupakan suatu kompleksitas yang terdiri dari beberapa seting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktivitas. Sehubungannya dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environment).
Ruang lingkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas; rancangann (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, apartemen, museum,sekolah, mobil, pesawat, teater, serta seting-seting lain pada lingkup yang bervariasi (Proshansky, 1974).
Jenis-jenis lingkungan di dalamsosiologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono, 1992):
1. Lingkungan alamiah (natural environment) seperti: lautan, hutan, dsb.
2. Lingkungan buatan (built environment) seperti: jalan raya, perumahan, taman, dsb.
3. Lingkungan social
4. Lingkungan yang dimodifikasi


D. Ambient Condition & Architectural Features
Dalam hubungannya dengan lingkungan fisik Wrighstnab dan Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan yang meliputi:
1. Ambient Condition
Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti (sound, cahaya, warna, kualitas udara, temperature, dan kelembaban)
2. Architectural Features
Yang tercakup didalamnya adalah seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya di dalam suatu ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai atap, serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung architectural features meliputi lay out tiap lantai, desain dan perlakuan ruang dalam, dsb.


Sumber B,C,D: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

1 komentar: