Rabu, 09 Januari 2013

Terapi Psikologi Pasca Gempa

TUGAS SOFTSKILL SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI (SOSIAL)
"Terapi Pasca Gempa"

Penyusun (Kelompok 5) / Kelas: 4PA02
Ires Dwi Iftitah (14509916)
Iqbal Ahsan (12509383)
Kartika Adhyatiningdiah (10508117)
Linota D.M (11509974)
Siti Wulan Widya Aryani (10508213)

Dosen: Dr. Asep Juarna

A. Definisi Gempa Bumi
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada  gempa bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif. Gempa bumi merupakan gejala alam yang membawa kerusakan dan kehancuran bagi lingkungan dan makhluk hidup, sehingga gejala alam tersebut menjadi suatu bencana. Diperkirakan gempa terjadi di dunia 400 – 500 kali dalam setahun dan di Indonesia sekitar 40 – 50 kali dalam setahun.
B. Macam-Macam Gempa Bumi
  1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
  2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
C. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
D. Usaha Penanggulangan Gempa
Jika gempa bumi   menguncang   secara   tiba-tiba,  berikut   ini   10   petunjuk   yang   dapat   dijadikan pegangan dimanapun kita berada:
  • Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  • Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
  • Di luar rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
  • Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
  • Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
  • Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
  • Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
·       Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda- tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
·       Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
  • Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
E. Penyakit Kejiwaan Yang Dialami Saat Gempa
Gempa bumi termasuk salah satu bencana alam tak terduga yang bersifat menghancurkan. Orang-orang pun takut akan terluka bahkan sampai meninggal. Terpisah dengan keluarga atau terjebak di reruntuhan bangunan juga menjadi teror setiap orang.
Setelah bencana, korban cenderung lebih sensitif terhadap apa yang ada di sekelilingnya. Ingatan, suara, bau, sensasi, dan perasaan dalam hati akan selalu membuat mereka terngiang akan bencana alam yang meskipun sudah lama berlalu. Trauma tersebut bahka bisa menghancurkan mental, pandangan, dan reaksi emosional korban.
Seperti yang dilansir dari nctsn.org, ingatan umum tentang retakan di dinding, suara reruntuhan, bangunan yang dihancurkan, bau api dan asap, pemakaman, sampai berita di televisi akan tetap menghantui korban yang trauma. Penelitian tentang efek bencana alam pun menemukan beberapa dampak psikologis yang biasa dialami oleh para korban. Mereka yang pernah menjadi korban bencana alam dan kehilangan anggora keluarga akan mengalami trauma dan kesedihan yang sangat mendalam. Kecemasan yang dialami anak-anak dan remaja bisa sangat beragam akibat bencana alam. Depresi, yang dikaitkan dengan trauma, sering ditemukan pada korban gempa bumi besar. Masalah lain yang muncul setelah gempa bumi biasanya adalah urusan pernikahan, penggunaan obat-obatan terlarang, perilaku agresif, keluhan tentang kesehatan fisik. Misalnya sakit kepala, sakit perut, detak jantung cepat, sesak napas, dan masalah pencernaan. Anak-anak dan remaja kehilangan kepercayaan pada jaminan keamanan di dunia dan kemampuan orang dewasa dalam melindungi mereka.
Di balik dampak psikologis dari gempa bumi yang mengerikan tersebut, tentunya ada layanan terapi yang bisa diberikan pada korban untuk membantu mereka pulih dari mimpi buruknya.
F. Bantuan Psikolog Saat Gempa
Berdasarkan hal tersebut, maka ada tim Psikologi PKPU berusaha menghimpun segenap data yang ada dan melakukan kegiatan terapi psikologi langsung dilapangan untuk dapat membantu masyarakat. Diharapkan dengan adanya tim psikologi ini dapat lebih bermanfaat.
Para psikolog  meng-identifikasi masalah tersebut dan  berdasarkan tingkatan usia:
1. Dewasa. Masih adanya trauma terhadap tsunami dan gempa, trauma atas kehilangan keluarga dan orang−orang yang dicintai, situasi tempat tinggal (tenda) dimana kondisinya tidak nyaman, kepanasan, bocor dan banjir jika hujan, ruangan yang kecil dan berdesakan karena banyaknya jumlah pengungsi dalam satu tenda, ketidakjelasan pekerjaan/ kegiatan, ketidakjelasan rumah tinggal permanent dari pemerintah, kebutuhan akan modal usaha, dan adanya kebiasaan hidup yang salah.
2. Remaja. Masih adanya trauma terhadap tsunami dan gempa, trauma atas kehilangan keluarga dan orang−orang yang dicintai, masalah pergaulan yang cukup bebas, proses pencarian jati diri, kurangnya kegiatan yang bermanfaat, melemahnya daya ingat pasca bencana gempa dan tsunami
3. Anak−anak. Melemahnya motivasi belajar, butuh figuritas, butuh kegiatan yang islami dan bermanfaat, kurangnya perhatian dan kasih sayang, ketakutan berpisah dari keluarganya yang masih hidup.

Untuk itu kegiatan yang dilakukan tim Psikolog yakni melakukan pemecahan masalah dengan kegiatan penanganan trauma dengan langkah−langkah rehabilitatif yang terbagi berdasarkan tingkat usia, sebagai berikut:
1. Usia dewasa dengan melakukan terapi kelompok, melakukan terapi religi, dan penyuluhan tentang kesehtan jiwa ke tenda−tenda kamp pengungsian.
2. usia remaja dengan melakukan terapi kelompok, melakukan terapi religi, melakukan konseling kelompok, monitoring sex education, dan mentoring tentang kesehatan jiwa.
3. usia anak−anak dibawah usia 10 tahun dengan terapi bermain serta pengenalan terhadap rasa kehilangan.
          



 Sumber: http://www.pkpu.or.id/news/tim-psikologi-pkpu-lakukan-penanganan-trauma-di-pengungsian